Menurut kamus Webster,
citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau
benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi menggunakan ‘0’
dan ‘1’ (biner). Citra digital dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu raster
dan vektor. Pada umumnya, yang disebut dengan citra digital adalah citra
digital dalam bentuk raster atau yang
biasa disebut dengan citra bitmap.
Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat
spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan tingkat
kecemerlangan citra pada titik tersebut. Citra digital adalah citra f(x,y)
dimana dilakukan diskritisasi koordinat spasial (sampling) dan diskritisasi
tingkat kecemerlangannya/keabuan (kwantisasi).
Citra digital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya
menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut
sebagai elemen gambar / piksel / Pixel
/ picture element / pels)
menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut.
Suatu citra digital berbentuk matriks, di mana
elemen-elemen matriks dapat diakses melalui indeksnya, yaitu baris dan
kolom.Sebuah citra digital berukuran N x M, dengan keterangan sebagai berikut. Matrik
Citra terilhat pada Gambar 1 dan 2.
1. N
= jumlah baris (panjang/tinggi matriks)
2. M
= jumlah kolom (lebar matriks)
3.
L = intensitas warna maksimal (derajat
keabuan)
F(x,y)
Elemen terkecil dari suatu citra digital yang di
hitung secara detail sering disebut Pixel.
Pixel sendiri berasal dari akronim bahasa inggris yaitu picture element yang disingkat menjadi Pixel.
Pixel tersusun secara berdekatan dan
teratur sehingga terbentuk suatu citra.Semakin banyak dan rapat susunan Pixel dalam suatu citra maka semakin
tajam citra yang di peroleh.Suatu Pixel
memiliki rentang nilai tertentu. Rentang nilai setiap Pixel berbeda-beda, hal ini disebabkan dari ruang warna yang
digunakan. Nilai setiap Pixel
merupakan nilai intensitas cahaya.
b. Jenis
Citra
Nilai suatu Pixel
memiliki nilai dalam rentang tertentu, dari nilai minimum sampai nilai
maksimum.Jangkauan yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jenis warnanya. Namun
secara umum jangkauannya adalah 0 – 255. Citra dengan penggambaran seperti ini
digolongkan ke dalam citra integer. Berikut
adalah jenis-jenis citra berdasarkan nilai Pixel-nya.
(Putra, 2010).
1) Citra
Biner
Citra biner
adalah citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai Pixel yaitu hitam dan putih. Citra biner juga disebut sebagai citra B&W
(black and white) atau citra monokrom. Hanya dibutuhkan 1 bit untuk
mewakili nilai setiap Pixel dari
citra biner.Citra biner sering kali muncul sebagai hasil
dari proses pengolahan seperti segmentasi, pengambangan, morfologi ataupun
dithering.
2) Citra
Grayscale
Sedangkan pada citra grayscale, setiap Pixel
adalah representasi derajat intensitas atau keabuan. Terdapat 256 jenis derajat
keabuan pada citra grayscale. Mulai
dari putih, kemudian sekain gelap sampai warna hitam.Oleh karena terdapat
kemungkinan 256 derajat keabuan, maka setiap Pixel pada grayscale
dismpan 1 byte memory (8 bits).
3) Citra
Warna
Citra warna terdiri atas 3 layar metriks, yaitu R-layer, G-layer, B-layer. System warna RGB (Red, Green, Blue) menggunakan sisetem tampilan grafik kualitas
tinggi (higt quality Raster Graphic)
yaitu 24 bit. Setiap komponen warn merah, hijau, biru masing-masing mnedapatkan
alokasi 8 bit untuk menampilkan
warna.
c. Pengolahan
Citra Digital
Menurut Rinaldi Munir (2004), Meskipun sebuah citra
kaya informasi, namun seringkali citra yang kita milikimengalami penurunan mutu
(degradasi), misalnya mengandung
cacat atau derau (noise), warnanya
terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring),
dan sebagainya. Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasi
karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang.
Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi
(baik oleh manusia maupun mesin), maka citra tersebut perlu dimanipulasi
menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik. Bidang studi yang menyangkut
hal ini adalah pengolahan citra (image processing).
Ada
beberapa pengolahan citra berdasarkan tingkatannya.
1) Operasi
tingkat titik
Operasi
tingkat titik adalah operasi dimana hasil proses dari suatu titik tidak
tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada
titik itu sendiri. Operasi biasanya digunakan untuk kecerahan (brightness), kontras, negasi, mengubah
citra warna menjadi greyscale, dan tresholding.
2) Operasi
tingkat local
Operasi
dimana hasil proses dari suatu titik tergantung oleh titik-titik tetangganya
atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Contoh dari operasi
ini misalnya konvolusi, deteksi tepi, penghalusan citra, penajaman citra,
pengurangan noise, dan efek timbul (emboss).
3) Operasi
tingkat Global
Pada
operasi ini semua bagian citra diperhitungkan sehingga hasilnya tergantung pada
karakteristik citra secara global. Operasi ini misalnya digunakan untuk
menyamakan histogram.
4) Operasi
tingkat Objek
Pada
operasi ini karakterisitik citra yang meliputi ukuran, bentuk, dan intensitas
rata-rata dihitung untuk mengenali objek yang akan diproses.