11/27/2014

  Pengertian Citra Digital

Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi menggunakan ‘0’ dan ‘1’ (biner). Citra digital dapat dibedakan menjadi dua, yaitu raster dan vektor. Pada umumnya, yang disebut dengan citra digital adalah citra digital dalam bentuk raster atau yang biasa disebut dengan citra bitmap.
Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan citra pada titik tersebut. Citra digital adalah citra f(x,y) dimana dilakukan diskritisasi koordinat spasial (sampling) dan diskritisasi tingkat kecemerlangannya/keabuan (kwantisasi). Citra digital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar / piksel / Pixel / picture element / pels) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut.
Suatu citra digital berbentuk matriks, di mana elemen-elemen matriks dapat diakses melalui indeksnya, yaitu baris dan kolom.Sebuah citra digital berukuran N x M, dengan keterangan sebagai berikut. Matrik Citra terilhat pada Gambar 1 dan 2.
1.      N = jumlah baris (panjang/tinggi matriks)
2.      M = jumlah kolom (lebar matriks)
3.      L = intensitas warna maksimal (derajat keabuan)
F(x,y)


Elemen terkecil dari suatu citra digital yang di hitung secara detail sering disebut Pixel. Pixel sendiri berasal dari akronim bahasa inggris yaitu picture element yang disingkat menjadi Pixel. Pixel tersusun secara berdekatan dan teratur sehingga terbentuk suatu citra.Semakin banyak dan rapat susunan Pixel dalam suatu citra maka semakin tajam citra yang di peroleh.Suatu Pixel memiliki rentang nilai tertentu. Rentang nilai setiap Pixel berbeda-beda, hal ini disebabkan dari ruang warna yang digunakan. Nilai setiap Pixel merupakan nilai intensitas cahaya.
b.      Jenis Citra
Nilai suatu Pixel memiliki nilai dalam rentang tertentu, dari nilai minimum sampai nilai maksimum.Jangkauan yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jenis warnanya. Namun secara umum jangkauannya adalah 0 – 255. Citra dengan penggambaran seperti ini digolongkan ke dalam citra integer. Berikut adalah jenis-jenis citra berdasarkan nilai Pixel-nya. (Putra, 2010).

1)      Citra Biner
Citra biner adalah citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai Pixel yaitu hitam dan putih. Citra biner juga disebut sebagai citra B&W (black and white) atau citra monokrom. Hanya dibutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai setiap Pixel dari citra biner.Citra biner sering kali muncul sebagai hasil dari proses pengolahan seperti segmentasi, pengambangan, morfologi ataupun dithering. 

2)      Citra Grayscale
Sedangkan pada citra grayscale, setiap Pixel adalah representasi derajat intensitas atau keabuan. Terdapat 256 jenis derajat keabuan pada citra grayscale. Mulai dari putih, kemudian sekain gelap sampai warna hitam.Oleh karena terdapat kemungkinan 256 derajat keabuan, maka setiap Pixel pada grayscale dismpan 1 byte memory (8 bits). 


3)      Citra Warna
Citra warna terdiri atas 3 layar metriks, yaitu R-layer, G-layer, B-layer. System warna RGB (Red, Green, Blue) menggunakan sisetem tampilan grafik kualitas tinggi (higt quality Raster Graphic) yaitu 24 bit. Setiap komponen warn merah, hijau, biru masing-masing mnedapatkan alokasi 8 bit untuk menampilkan warna. 


c.       Pengolahan Citra Digital
Menurut Rinaldi Munir (2004), Meskipun sebuah citra kaya informasi, namun seringkali citra yang kita milikimengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau (noise), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan sebagainya. Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang.
Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi (baik oleh manusia maupun mesin), maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik. Bidang studi yang menyangkut hal ini adalah pengolahan citra (image processing).
Ada beberapa pengolahan citra berdasarkan tingkatannya.
1)      Operasi tingkat titik
Operasi tingkat titik adalah operasi dimana hasil proses dari suatu titik tidak tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Operasi biasanya digunakan untuk kecerahan (brightness), kontras, negasi, mengubah citra warna menjadi greyscale, dan tresholding.
2)      Operasi tingkat local
Operasi dimana hasil proses dari suatu titik tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Contoh dari operasi ini misalnya konvolusi, deteksi tepi, penghalusan citra, penajaman citra, pengurangan noise, dan efek timbul (emboss).
3)      Operasi tingkat Global
Pada operasi ini semua bagian citra diperhitungkan sehingga hasilnya tergantung pada karakteristik citra secara global. Operasi ini misalnya digunakan untuk menyamakan histogram.

4)      Operasi tingkat Objek

Pada operasi ini karakterisitik citra yang meliputi ukuran, bentuk, dan intensitas rata-rata dihitung untuk mengenali objek yang akan diproses.

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Followers

Popular Posts

Recent Posts

free hit counter
Google Translator

Sample Text

EBook--Openbooknesia.com

Unordered List

Definition List